Senin, 14 Juli 2025
Menu

Tuntutan Terhadap Jokowi Membayangi Akhir Jabatannya

Redaksi
Aktivis Demokrasi Alif Iman Nurlan dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV, pada Minggu, 27/9/2024 | YouTube Forum Keadilan
Aktivis Demokrasi Alif Iman Nurlan dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV, pada Minggu, 27/9/2024 | YouTube Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sosok yang disorot belakangan ini terutama saat aksi di kompleks gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 22/8/2024 lalu.

Aksi demo yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat yang menyuarakan kemarahan, kekecewaan terhadap putusan hasil rapat Badan Legislasi (Baleg) yang menyetujui Revisi UU Pilkada dan menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat Pilkada.

Tagar ‘Indonesia Darurat’ hingga ‘Kawal Putusan MK‘ digaung-gaungkan saat aksi demo tersebut.

Hal ini menambah catatan hitam di era Jokowi, terutama menjelang berakhirnya masa Kepresidenannya.

Aktivis Demokrasi Alif Iman Nurlan dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV bahwa mahasiswa saat ini membentuk forum-forum di tingkat kota yang mengarah kepada penuntutan Presiden Jokowi.

“Apakah itu Cluster Jabodetabek Cluster Bandung dan sekitarnya, Semarang, itu dia jalan semua untuk itu, hanya kan memang usaha-usaha yang dilakukan ini akan mengarah kepada tuntutan kepada Jokowi yang kemudian perlu dipertimbangkan adalah selalu momentum, 22 Agustus kemarin kan momentum itu tercipta sebetulnya bukan oleh DPR, tapi tercipta oleh kesembronoan Kaesang dan istri,” ungkapnya Alif Iman Nurlan dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan di Forum Keadilan TV, dikutip pada Selasa, 10/1/2024.

“Jadi begitu mudahnya itu, bara itu menyala gitu,” tambahnya.

Menurut Alif, tuntutan yang digaung-gaungkan oleh seluruh masyarakat terutama mahasiswa akan dilakukan pada awal Oktober ini melihat reaksi dari para mahasiswa terhadap Jokowi.

“Karena Jokowi kan mungkin selama ini meremehkan gerakan massa, kita lihat selama 10 tahun orang ngomong apa dia akan dia udah tahu tuh berdasarkan laporan intelijennya, mahasiswa datang siang, sorenya pulang, datang siang sore pulang gitu, ya Mahasiswa juga belajar bahwa Jokowi meremehkan mereka, jadi tentu ada pukulan pentingnya akan dilakukan juga oleh gerakan mahasiswa kepada Jokowi,” jelasnya.

Dia menyebut bahwa semua ini membuktikan bahwa Jokowi yang tidak upaya untuk memperbaiki. Alif pun juga mengatakan untuk tidak perlu merasa khawatir mengenai perpanjangan kekuasaan Jokowi.

“Jadi itu yang perlu digaris bawahi ditambah dengan enggak perlu khawatir bahwa ‘oh kalau terjadi sesuatu maka akan ada penetapan darurat lalu Jokowi akan berkuasa panjang’, enggak itu isu yang dilemparkan oleh istana kan, bahwa “oh kalau kalian begini malah ini panjang nih kekuasaan Jokowi’, ya enggaklah, secara konstitusional enggak ada hambatan tanggal 20 Oktober Prabowo dan Gibran diambil sumpahnya,” katanya.

“‘Oh MPR nggak bisa bersidang’ kalau katakan misalnya mahasiswa memenuhi Senayan ya, maka Jokowi secara de facto dan de jure tetap jadi Presiden, ya enggak, sumpah itu bisa diambil di mana aja tidak harus ada betul-betul di MPR gitu loh, tetep aja begitu,” sambungnya.

Alif secara terang-terangan mengatakan bahwa akan lebih bagus jika Jokowi dipaksa mundur sebelum hari pelantikan datang.

“Enggak ada soal begitu kan, enggak ada masalah, kan batasnya jam 23.59, MA mengambil sumpah sudah selesai, enggak perlu khawatir bahwa Jokowi akan punya kewenangan menetapkan keadaan darurat, malah lebih bagus kalau dia dipaksa mundur sebelum tanggal 20 dong, kan begitu ya,” pungkasnya.*