Senin, 07 Juli 2025
Menu

Megawati: Kasihan Deh PDIP Dikungkung, Ditelikung, Tinggal Sendirian

Redaksi
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri | M. Hafid/Forum Keadilan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merespons dinamika menjelang gelaran Pilkada 2024. Dia menilai situasi politik yang ada saat ini terkesan saling menghalang-halangi pihak lain yang ingin ikut berlaga di pilkada.

“Lucu juga deh kalau lihat nih sekarang pilkada nih, yang ini enggak boleh sama yang itu, yang ini enggak boleh sama yang itu,” kata Megawati saat menyampaikan pidato politik di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 14/8/2024.

Upaya menghalangi itu, menurut Megawati, dilakukan dengan cara membentuk koalisi gemuk. Dia pun mengungkapkan kesedihannya karena PDIP ditinggal sendiri, sementara partai lainnya membentuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

“Dibuat lah apa namanya ini sekarang (KIM Plus). Aku sampai denger lihatin saja. Terus saya suka ngomong pada diri saya sendiri ‘kasihan deh PDI Perjuangan, dikungkung, ditelikung, tinggal sendirian gitu’,” ujarnya.

Presiden ke-5 RI itu lantas bertanya-tanya soal ‘Plus’ yang dibentuk oleh partai koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau dikenal dengan sebutan KIM pada Pilpres 2024 lalu.

Kemudian, Megawati menyinggung bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mencalonkan dan dipilih dalam pemilu langsung.

“Jadi kenapa ada pemilu langsung, supaya rakyat itu menjadi hakim tertinggi. Dia lah dengan hati nuraninya dengan pikirannya akan memilih pemimpinnya diizinkan dan orang harusnya menerima hal itu,” ucapnya.

Putri Proklamator Indonesia Soekarno itu juga mempertanyakan soal slogan luber jurdil yang selama ini digaungkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), apakah slogan tersebut betul-betul dijalankan oleh KPU.

“KPU selalu bilang, aku lihat balihonya, enggak tahu sekarang, apa namanya ‘KPU, Komisi Pemilihan Umum, selalu menjaga, supaya terjadinya jujur dan adil’, terus satu lagi opo? Luber, tuh langsung umum, aku lihat di jalan mana, aku pikir ‘benar opo nggak ya’, eh tahu tahunya duar, gile,” tandasnya.*

Laporan M. Hafid