Rabu, 09 Juli 2025
Menu

Respons PKB soal Mundurnya Airlangga dari Kursi Ketum Golkar

Redaksi
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid saat ditemui di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 12/8/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid saat ditemui di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 12/8/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid enggan mengomentari ihwal mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.

Menurut Jazilul, hal itu merupakan permasalahan internal Golkar. Namun dia berharap agar Airlangga baik-baik saja usai menyatakan mundur.

“Itu gimana saya komentar, ini kan rumah tangga orang lain, jadi saya berharap semuanya baik-baik saja,” kata Jazilul kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 12/8/2024.

Wakil Ketua MPR RI itu juga merasa prihatin atas apa yang terjadi di tubuh Golkar. Dia juga membandingkan bahwa partai berlambang pohon beringin itu lebih besar dibanding PKB.

“Artinya bagaimana PKB yang lebih kecil dari Golkar, Golkar partai besar, saya enggak tahu kenapa mundur, enggak bisa komentar terkait itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto secara resmi telah menyatakan mundur dari kursi Ketum Partai Golkar pada Sabtu, 10/8.

Airlangga menyampaikan alasan pengunduran dirinya karena untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan stabilitas transisi pemerintahan.

“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ucap Airlangga.

Menurut Airlangga, sebagai partai besar, pasca dirinya mundur DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART yang berlaku. Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib, dan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar.

“Demokrasi harus kita kawal dan kembangkan terus-menerus, dan partai politik adalah pilar utama demokrasi kita. Indonesia adalah negeri besar. Kita harus memastikan bahwa demokrasi kita terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” tandasnya.*

Laporan M. Hafid