Lengsernya Airlangga Dinilai Upaya Jokowi Kendalikan Perahu Besar Golkar

FORUM KEADILAN – Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) disebut sebagai bagian upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengendalikan elite politik melalui perahu besar Golkar.
Menurut Pakar Hukum Tata Negara dari Themis Indonesia Feri Amsari, hal tersebut terlihat dari alasan Airlangga mundur yang masih menjadi misteri.
“Alasan kenapa dia mundur tidak dikemukakan,” katanya di Kantor ICW, Jakarta Selatan, Selasa, 13/8/2024.
Apalagi, Feri berpendapat bahwa Airlangga merupakan sosok yang secara kepartaian dianggap cukup berhasil.
“Ada 120 kursi di DPR RI, dan ribuan kursi di berbagai Provinsi/Kabupaten/Kota itu capaian yang luar biasa. Mereka (Golkar) menjadi 2 terbesar di parlemen,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Feri menegaskan, hampir tidak ada alasan yang signifikan secara organisasi partai untuk Airlangga mundur.
“Karena dia dianggap sudah berhasil, jadi dugaannya memang ada tekanan tertentu yang kemudian membuka jalan untuk orang-orang tertentu masuk menguasai partai,” tegasnya.
Kata Feri, dugaan tersebut semakin kuat ketika beberapa anggota Partai Golkar menyebut Jokowi layak menjadi pemimpin partai berlambang pohon beringin itu.
“Dan itu mengindikasikan upaya ini adalah upaya untuk merebut Partai Golkar sebagai perahu besar yang penting setelah Jokowi pensiun,” terangnya.
Melalui perahu besar Golkar, Feri menilai Jokowi akan memiliki elite politik tertentu yang dapat dikendalikan dalam permainan politik ke depannya.
“Dan itu lah bagian rencana dari merekayasa pengambilalihan partai untuk kepentingan politik itu,” pungkasnya.
Airlangga Mundur dari Ketum Golkar
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi menyatakan mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar sejak Sabtu, 10/8.
Dalam video dan keterangan tertulisnya, Airlangga menyatakan bahwa pengunduran diri dilakukan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan stabilitas transisi pemerintahan.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ucap Airlangga, Minggu, 11/8.
Menurut Airlangga, sebagai partai besar, pasca dirinya mundur, DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART yang berlaku. Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib, dan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar.
“Demokrasi harus kita kawal dan kembangkan terus-menerus, dan partai politik adalah pilar utama demokrasi kita. Indonesia adalah negeri besar. Kita harus memastikan bahwa demokrasi kita terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” kata Airlangga.
Rencananya Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar akan menggelar rapat Pleno dengan tiga agenda utama. Pertama pembacaan surat pengunduran diri Ketua Umum Airlangga Hartarto sekaligus Penentuan PLT ketua umum.
Kemudian, kedua menentukan jadwal Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan terakhir menentukan jadwal Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Rapat Pleno digelar di kantor DPP Partai Golkar di Kemanggisan, Jakarta Barat, hari ini, Selasa, 13/8 pukul 19.00 WIB.*
Laporan Novia Suhari