Golkar Ditekan, Sosok Pengganti Airlangga Disiapkan Penguasa?

FORUM KEADILAN – Pengamat Politik dari Universitas AL-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar dikarenakan ada tekanan dari luar. Ujang menduga, tekanan tersebut muncul dari pihak penguasa.
“Saya baca ada kemungkinan, tak ada asap jika tidak ada api. Tidak akan mengundurkan diri bila tak ada persoalan. Dugaan saya ada tekanan dari luar, soal siapa yang menekan, teman-teman sudah paham lah,” ujar Ujang kepada Forum Keadilan, Selasa, 13/8/2024.
Ujang mengaku dapat bocoran bahwa posisi Ketum Golkar akan diisi oleh Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, yang menurutnya memang sudah disiapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Skemanya akan ada Plt, pelaksanaan tugas dan akan diadakan Musyawarah Nasional (Munas) dengan cepat. Saya dapat kabar kalau tidak salah antara tanggal 17 atau tanggal 25 Agustus. Saya juga dapat bocoran sepertinya Bahlil Lahadalia yang disiapkan Pak Jokowi untuk menjadi Ketum pengganti Pak Airlangga. Tapi tentu dinamikanya sangat cepat, kita lihat saja nanti,” cetusnya.
Menurut Ujang, fenomena ini terjadi karena tidak ada deal antara Airlangga dengan Jokowi, sehingga mau tidak mau Airlangga harus mundur.
“Kalau mau jadi Ketua Umum Golkar itu ada tiga syarat. Pertama ia punya jabatan, yang kedua ada dukungan dari RI 1 Presiden yang sedang menjabat, ketiga yang punya uang. Biasanya yang sudah dapat restu dari RI 1, uang pun mengalir dari mana-mana,” tuturnya.
“Kelihatannya Pak Jokowi tidak ada deal dengan pak Airlangga, akhirnya terjadi seperti yang kita lihat sekarang, Pak Airlangga mengundurkan diri,” lanjutnya.
Ujang menyayangkan adanya intervensi-intervensi dari pihak tertentu kepada partai politik, yang menurutnya sangat tidak etis. Namun, ia yakin bahwa Golkar dapat keluar dari situasi tersebut.
“Tidak bagus ada intervensi luar ke partai politik lalu Golkar tak bisa berbuat apa-apa. Tapi saya meyakini Golkar punya mekanismenya sendiri untuk keluar dari persoalan ini,” pungkasnya.*
Laporan Muhammad Reza