Rabu, 17 September 2025
Menu

Gus Choi: PBNU Punya Hak Evaluasi PKB

Redaksi
Mantan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Effendy Choirie atau Gus Choi (kiri) dengan anggota PBNU Ishaq Zubaedi Raqib, di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, 7/8/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Mantan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Effendy Choirie atau Gus Choi (kiri) dengan anggota PBNU Ishaq Zubaedi Raqib, di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, 7/8/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Mantan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kini anggota Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi menyebut bahwa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mempunyai hak untuk mengevaluasi partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tersebut.

“Bukan ikut campur, karena memang sejarahnya begitu, (PBNU) punya hak mengevaluasi, mengoreksi, atau menata ulang (PKB),” katanya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, 7/8/2024.

Menurut Gus Choi, hal ini tidak terlepas dari upaya ulama-ulama PBNU yang secara bersama-sama membentuk PKB.

“Yang mendirikan PKB adalah NU, yang mana PBNU merepresentasikan warga NU. Maka dengan demikian, NU atau PBNU punya hak untuk mengevaluasi perjalanan PKB atau punya hak untuk mengoreksi,” ujarnya.

Gus Choi mengatakan, pembentukan PKB itu lah yang membuat partai berlambang bola dunia yang dikelilingi bintang tersebut berbeda dari partai lainnya.

“Di sini lah perbedaan PKB dengan partai-partai lain,” jelasnya.

Menurut Gus Choi, jika partai lain dibentuk melalui kesepakatan beberapa orang dan kemudian didaftarkan sebagai partai politik, PKB justru disusun oleh PBNU melalui proses yang luar biasa.

Meskipun demikian, Gus Choi menyerahkan kepada PBNU apakah akan menggunakan haknya untuk mengoreksi PKB di masa depan.

“Apakah PBNU akan menggunakan hal itu ya silakan saja,” tegasnya.

Gus Choi juga dengan tegas enggan memberikan saran kepada PBNU untuk menindak PKB maupun Ketua Umumnya.

“Saya tidak masuk pada wilayah harus diapakan Muhaimin, atau PBNU harus melakukan apa terhadap PKB yang sekarang,” pungkasnya.*

Laporan Novia Suhari