Sabtu, 26 Juli 2025
Menu

Airlangga Ungkap Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,05%: Lebih Tinggi dari Cina, Korsel

Redaksi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto di Gedung Kemenko, Jakarta Pusat, Senin, 5/8/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto di Gedung Kemenko, Jakarta Pusat, Senin, 5/8/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2024 mencapai 5,05 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Menurutnya, angka ini masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain, seperti Cina dan Korea Selatan (Korsel).

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Cina yang tercatat 4,7 persen, Singapura (2,9 persen), Korea Selatan (2,3 persen) dan Meksiko (2,24 persen),” katanya dalam konferensi pers ‘Pertumbuhan Ekonomi Q2-2024’ di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 5/8/2024.

Airlangga mengatakan, di tengah ketidakpastian global, fundamental ekonomi Indonesia masih baik. Pada triwulan II, lanjutnya, perekonomian RI tumbuh 5,05 persen.

Menurut Airlangga, pertumbuhan ekonomi RI pada triwulan II tahun 2024 tersebut didorong oleh beberapa sektor, terutama sektor konsumsi rumah tangga.

“Konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 54,53 persen terhadap pertumbuhan ekonomi atau tumbuh 4,39 persen (YoY),” ujarnya.

Kata Airlangga, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan apalagi saat ada perayaan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri.

“Kemudian konsumsi pemerintah positif, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), ekspor barang dan jasa, dan impor barang dan jasa (positif),” jelasnya.

Pertumbuhan tertinggi selanjutnya didorong oleh PMTB yang berkontribusi sebesar 1,32 persen, konsumsi pemerintah 0,10 persen, dan net ekspor 0,25 persen.

Sedangkan, kata Airlangga, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) naik sebesar 9,98 persen.

“Komponen ini berkontribusi sebesar 1,32 persen terhadap PDB secara umum,” singkatnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, ekspor mengalami pertumbuhan sebanyak 8,28 persen, begitu juga impor yang naik 8,57 persen.

“Peningkatan ekspor didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor migas dan nonmigas, sedangkan peningkatan impor didorong oleh kenaikan impor bahan baku dan penolong,” pungkasnya.*