Selasa, 22 Juli 2025
Menu

NasDem Larang Anies Ambil Kadernya sebagai Cawagub, Sindir PKS?

Redaksi
Sekjen NasDem, Hermawi Taslim (kanan), Anies Baswedan (tengah), dan Wakil Ketua Bappilu NasDem, Willy Aditya (kiri) saat konferensi pers di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 22/7/2024 | ist
Sekjen NasDem, Hermawi Taslim (kanan), Anies Baswedan (tengah), dan Wakil Ketua Bappilu NasDem, Willy Aditya (kiri) saat konferensi pers di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 22/7/2024 | ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Anies Baswedan sudah mengantongi dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Nasional Demokrat (NasDem) untuk maju sebagai calon Gubernur di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.

Namun, dukungan dari kedua partai tersebut disertai syarat khusus kepada Anies Baswedan dalam hal penentuan calon wakil yang akan mendampinginya di Jakarta.

PKS memberikan syarat kepada Anies untuk menjadikan anggota Majelis Syuro PKS Sohibul Iman sebagai calon Wakil Gubernur (cawagub) yang akan mendampingi Anies di Pilgub Jakarta.

Berbeda dengan PKS, syarat yang diberikan NasDem kepada Anies justru melarang untuk mengambil calon wakilnya dari NasDem. Partai yang dinakhodai Surya Paloh ini meminta agar Anies mengambil wakilnya dari luar partainya.

Pengamat politik dari Citra Institute Yusak Farchan menilai, perbedaan syarat yang diberikan NasDem tersebut sebagai bentuk kritikan atas sikap PKS yang ngotot harus Sohibul Iman yang jadi pendamping Anies.

Menurut Yusak, NasDem juga sengaja menyindir PKS yang menjadi pemenang di Pemilihan Legislatif (Pileg) Jakarta 2024 tapi masih menginginkan untuk kembali menang di pilkada dengan menjadikan kadernya sebagai cawagub.

“Dalam medan pertempuran elektoral kan tidak mesti pemenang pileg, memang harus menang di eksekutif, kan? Toh asosiasi Pak Anies kepada PKS juga cukup kuat. Saya kira itu bahasa kritik juga kepada PKS untuk tidak mengunci wakilnya,” kata Yusak kepada Forum Keadilan, Selasa, 23/7/2024.

Sementara NasDem, kata Yusak, tidak mau egois mengunci wakil bagi Anies untuk memberikan peluang bagi partai turut memberikan dukungan kepada mantan Rektor Paramadina itu.

“Meskipun sudah ada dukungan dari PKB dan PKS plus Nasdem, tapi kalau ada partai lain bergabung kan itu energi kemenangannya lebih besar,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Yusak, publik masih menganggap bahwa Anies merupakan bagian dari NasDem, karena hubungan antara Anies dengan NasDem begitu erat, bahkan dari sebelum pencalonannya di Pilpres 2024.

Lebih dari itu, menurut Yusak, sikap NasDem tersebut ingin Anies menjadi magnet elektoral, sehingga partai lain yang masih belum menyatakan dukungan dapat merapat ke Anies.

“Kalau mengunci posisi wakil kan nanti formulanya jadi tambah rumit, kan? Nanti PKS ngotot, NasDem ngotot, ujung-ujungnya kompromi juga,” bebernya.

Seperti diketahui, PKS sudah resmi memberikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon Gubernur Jakarta. Namun PKS mewajibkan kepada Anies untuk menjadikan Sohibul Iman sebagai wakilnya.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan bahwa Anies memang memiliki banyak pilihan untuk menentukan calon wakilnya. Namun, lanjut dia, apabila tidak mengambil kader PKS sebagai wakilnya maka dukungan itu bisa saja kandas.

“Saya bilang itu terserah Pak Anies pasti punya banyak pilihan, mau ambil siapa. Tapi saya tegaskan, jika ingin bersama PKS harus membawa Mohamad Sohibul Iman,” kata Syaikhu dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Sementara Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menyampaikan bahwa duet Anies-Sohibul sudah lebih dulu dikomunikasikan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sebelum partainya mendeklarasikan dukungan.

“Tapi itu sudah dikomunikasikan dengan Pak Surya Paloh dan beliau memberikan sinyal yang sangat positif,” ujarnya.

Setelah mendapat sinyal positif dari Surya Paloh, lanjut HNW, pihaknya langsung mengumumkan dukungannya terhadap duet Anies-Sohibul Iman.

“Sinyal positif, beliau mengatakan bahwa silakan Anda umumkan sekarang, Pak Anies itu kita yang membesarkan waktu pilpres. Sekarang untuk pilgub tentu ya tinggal dilanjutkan,” tuturnya.

Adapun NasDem, melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) NasDem Hermawi Taslim menyampaikan bahwa partainya telah membulatkan tekad untuk mendukung Anies di Pilgub Jakarta.

“Ternyata sore ini kami telah membulatkan tekad menyepakati untuk Pilkada DKI, Pak Surya Paloh yang pimpin rapat tadi langsung menetapkan Bapak Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Nasdem,” kata Hermawi di NasDem Tower, Senin, 22/7.

Kendati begitu, lanjut Hermawi, dukungan dari partainya itu tidak disertai dengan kewajiban memilih calon wakilnya dari NasDem, justru membebaskan Anies menentukan sendiri.

“Dengan satu syarat, wakil itu tidak boleh dari Partai NasDem,” ujarnya.

NasDem, kata Hermawi, hanya memberikan tenggat waktu bagi Anies untuk mencari wakilnya sehingga deklarasi dukungan terhadap Anies dan pasangannya bisa dilaksanakan paling lambat 22 Agustus mendatang.

“Tapi bisa lebih cepat kalau Pak Anies bisa menyelesaikan pr-nya dalam waktu 3 hari, berarti 25 (Juli) kira-kira seperti itu,” tandasnya.*

Laporan M. Hafid