Rabu, 02 Juli 2025
Menu

Bapanas Beberkan Angka Kehilangan dan Pemborosan Pangan

Redaksi
Pemborosan pangan | Ist
Pemborosan pangan | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa betapa besarnya perilaku pemborosan makanan di Indonesia yang tak dimakan hingga menjadi sampah.

Angka kehilangan dan pemborosan pangan (food loss and waste) Indonesia termasuk salah satunya yang besar di Indonesia.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengatakan bahwa angka food loss and waste Indonesia selama 2000-2019 hampir 50 juta ton sampah makanan dan hal tersebut menyebabkan kerugian ekonomi ratusan triliunan.

“Angka food loss and waste Indonesia antara tahun 2000-2019 itu mencapai 23-48 juta ton dan menyebabkan kerugian ekonomi kurang lebih Rp 551 triliun atau setara dengan 4-5% PDB Indonesia,” ujar Nyoto dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center, Jumat, 5/7/2024.

Banyaknya sampah makanan terjadi saat masyarakat Indonesia sendiri masih terdapat yang kekurangan pangan. Berdasarkan laporan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) tahun 2023, terdapat 68 kabupaten/kota yang rentan alami rawan pangan.

Nyoto menyebut jumlah makanan yang terbuang dan menjadi sampah tersebut, dapat memberikan makan hingga ke 125 juta orang atau 47% dari masyarakat Indonesia.

“Dengan nominal sebesar itu, kita sebenarnya mampu memberikan makan sekitar 61-125 juta orang atau 29-47% dari masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Oleh maka itu, Bapanas sudah menginisiasi gerakan ‘Selamatkan Pangan’ dengan membuat platform dan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan penyedia makanan, food hub, beserta penerima manfaat.

Lalu difasilitasi kendaraan logistik pangan untuk dapat mendistribusikan makanan berlebih dari pendonor ke penerima.

Dari Desember 2022 sampai Juli 2024, pendistribusian pangan berlebih dari pendonor ke penerima manfaat khusus di Jabodetabek sudah mencapai 65 ton. Tantangan ke depan adalah meningkatkan volume dan replikasi di daerah lain agar dapat memperluas jangkauan program tersebut.

Di samping itu, Bapanas juga mendorong gerakan nasional yang disebut ‘Stop Boros Pangan dan Belanja Bijak’ untuk bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang food loss and waste. Dikarenakan, kondisi itu dinilai menjadi tantangan besar dalam mewujudkan ketahanan pangan.

“Gerakan ini antara lain untuk meningkatkan kesadaran sosial melalui promosi, sosialisasi dan iklan bagi masyarakat terkait pencegahan dan pengurangan limbah makanan di Indonesia,” tandasnya.*