Kamis, 24 Juli 2025
Menu

Luhut Kembali Dilibatkan saat Indonesia dan Cina Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat

Redaksi
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18/4/2024. | Dok -BPMI Setpres/Rusman
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18/4/2024. | Dok -BPMI Setpres/Rusman
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Indonesia dan Cina bakal membahas mengenai kelanjutan proyek kereta cepat pada forum High-level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat, 19/4/2024 besok.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18/4/2024.

Menurutnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan turut hadir dalam pertemuan tersebut.

“Untuk ekonomi tadi saya sampaikan termasuk masalah kereta cepat dan sebagainya, besok baru akan dibahas di Labuan Bajo,” ujar Retno Marsudi, Kamis, 18/4/2024.

“Tadi saya sampaikan, di forum HDCM Pak Menko Marves, saya (hadir). Dan dari pihak China kan diketuai oleh Menteri Luar Negeri Wang Yi,” lanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi hadir di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis, 18/4 pagi ini.

Dalam pertemuannya, Presiden Jokowi mendorong agar Cina mau bekerjasama untuk membangun transportasi di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

“Bapak Presiden mendorong kerja sama pembangunan di IKN, termasuk untuk moda transportasi,” tuturnya.

“Selain itu, Bapak Presiden bicara mengenai masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan mendorong adanya alih teknologi, serta perlu percepatan penyelesaian studi kelayakan untuk perpanjangan trase ke Surabaya,” lanjutnya.

Jokowi juga mendorong implementasi proyek strategis di kawasan industri Kalimantan Utara, khususnya untuk investasi di bidang petrokimia.

Lalu, Jokowi juga membahas mengenai ketahanan pangan. Karena Indonesia dan Cina memerlukan pererat kerja sama di bidang pertanian.

“Khususnya untuk padi, hortikultura, dan juga durian dengan salah satunya mempelajari modelling pertanian China,” ujarnya.

Lalu untuk bidang ekonomi, Jokowi mendorong agar peningkatan kerja sama yang paling menguntungkan. Seperti dengan meningkatkan volume perdagangan agar dapat seimbang antara Indonesia dan Cina.*