Selasa, 16 September 2025
Menu

Ada Kesepakatan Baru di Balik Pertemuan Prabowo dengan Surya Paloh

Redaksi
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menggelar pertemuan secara tertutup dengan Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto di NasDem Tower, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 22/3/2024.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menggelar pertemuan secara tertutup dengan Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto di NasDem Tower, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 22/3/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, ada kesepakatan baru dalam pemerintahan di balik situasi harmonis antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Dedi menilai, pasca-putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029, memungkinkan adanya kerja sama antara keduanya. Terlebih, kata Dedi, mengenai pembagian kursi menteri.

“Situasi itu membuat komunikasi antara Surya Paloh dan Prabowo kembali mencair, dan memungkinkan adanya kesepakatan baru. Misalnya NasDem bergabung ke Prabowo dalam pemerintah. Tentu saja, tentang kursi menteri,” ucapnya kepada Forum Keadilan, Sabtu, 23/3/2024.

Dedi memandang, bergabungnya NasDem ke dalam pemerintahan Prabowo memang sedang diupayakan dalam koalisi besar. Dengan demikian, NasDem akan diminta untuk bergabung untuk mengisi kursi pemerintahan. Menurut Dedi, tidak ada parpol dalam koalisi yang akan menolak hal tersebut.

“Wacana yang sedang berkembang, koalisi pemerintah sedang upayakan koalisi besar, artinya NasDem akan diminta, bukan datang meminta posisi,” ujarnya.

Selain itu, harmonisnya komunikasi antara Surya Paloh dengan Prabowo, berbanding terbalik dengan penyambutan Anies Baswedan yang nyata-nyata diusung oleh Partai NasDem.

Menurut Dedi, hal itu tidak akan memengaruhi gugatan hak angket. Pasalnya, hak angket merupakan hak istimewa DPR untuk melakukan penyelidikan sebagai bagian dari fungsi pengawasan dan kontrol.

“Hak angket itu tidak diajukan oleh pribadi, tetapi oleh anggota DPR, dan tentu presentasinya adalah partai, artinya tidak ada korelasi antara sambutan Anies dengan hak angket,” imbuhnya.

Namun, kata Dedi, ada beberapa potensi wacana hak angket justru akan kandas. Kata dia, faktor Partai NasDem dan PKB yang masih di dalam pemerintahan, juga menjadi rintangan dalam menghadapi para pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Meskipun, secara politis ada gejala di mana wacana hak angket kandas. Pertama, NasDem dan PKB masih berada di pemerintahan hingga saat ini angket juga menghadapi presiden, sehingga akan sangat banyak rintangannya, Jokowi sendiri kian kuat dukungannya dari kelompok mayoritas,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan sama-sama menyambangi NasDem Tower di Jakarta Pusat, Jumat, 22/3 kemarin. Keduanya datang di waktu yang berbeda.

Prabowo dan jajaran elit Gerindra tiba di NasDem Tower lebih dulu sekitar pukul 13.30 WIB. Ia disambut dengan pelukan hangat oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Prabowo juga disambut karpet merah sepanjang jalan menuju pintu masuk. Prabowo sempat mengomentari penyambutan dengan karpet merah tersebut, yang langsung dijawab Paloh.

“Karpet merah, karpet merah,” kata Prabowo, Jumat.

Namun, hal ini berbeda dengan ketika Anies tiba. Tak ada karpet merah maupun Surya Paloh yang menyambut kedatangan Anies.*

Laporan Ari Kurniansyah