Rabu, 30 Juli 2025
Menu

Aburizal Bakrie soal Kabar Jokowi-Gibran Jadi Ketum Golkar: Ada Aturannya

Redaksi
Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar Aburizal Bakrie buka suara mengenai isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka akan menjadi kader hingga pimpinan tertinggi partainya.

Aburizal menilai bahwa Jokowi atau Gibran dapat bergabung menjadi Golkar. Tetapi, keduanya belum tentu dapat menjadi Ketua Umum (Ketum) dikarenakan Partai Golkar tersebut mempunyai AD/ART atau aturan internal partai.

“Iya, bukan ketua umum, kan ada peraturannya (jadi ketum) masih lima tahun (harus jadi) pengurus (Partai Golkar),” ujar Aburizal di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat, 15/3/2024.

Menurutnya, bila Jokowi dan Gibran ingin menjadi pimpinan tertinggi Partai Golkar, keduanya harus mengikuti prosedur kaderisasi Partai dan ada jalan lain untuk keduanya untuk menjadi ketum yaitu semua provinsi menginginkan keduanya menjadi pimpinan dengan mengubah aturan AD/ART internal.

Perubahan AD/ART sendiri harus mendapatkan persetujuan dari pengurus Golkar dari seluruh provinsi di Indonesia.

“Iya mungkin saja (bisa dirubah AD/ART) kalau mau. Kalau (semua) daerah mau, iya (bisa),” tuturnya.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengaku belum mendengar mengenai soal isu Jokowi dan Gibran akan bergabung dengan Partai Golkar.

Lodewijk menilai bergabungnya Jokowi dan Gibran ke Partai Golkar sah-sah saja dan sesuai dengan amanat Musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar pada 2017. Dalam hal tersebut terdapat program panca sukses yang harus diikuti oleh para Kader yang juga bergabung.

“Kita punya program panca sukses salah satu adalah sukses inovasi kaderisasi dan keanggotaan. Kebetulan saya yang bertanggung jawab, jadi kita membuat database dengan aplikasi yang ada pada data kita untuk merekrut kader-kader baru siapapun boleh masuk, entah dia pemulung, entah pengusaha bisa masuk sangat senang kita,” jelasnya.

“Bayangin, kalau ada presiden mau masuk atau calon presiden mau masuk tentunya akan sangat membantu Partai Golkar. Kalau kita bicara ada tambahan minimal catatan di situ, satu kader baru Partai Golkar karena programnya inovasi kaderisasi keanggotaan siapapun kita, sebagai partai terbuka bisa masuk,” lanjutnya.

Tetapi, ketika ditanya jika Jokowi masuk menjadi anggota Partai Golkar apakah bakal mendapatkan posisi di Partai Golkar, pihaknya mengungkapkan belum ada pembicaraan mengenai hal itu.

“Belum ada pembicaraan ke sana. Kita bicara rekrutmen anggota baru itu, siapa saja kita bisa rekrut. Jadi tidak hanya presiden terus wakil presiden terpilih tetapi siapapun bisa,” terangnya.

Lodewijk juga mempertanyakan mengenai pihak yang melempar isu Jokowi dan Gibran menjadi anggota Partai Golkar.

“Siapa yang melemparkan isu itu Pak Jokowi mau masuk Golkar kita juga belum tau, Pak Gibran masuk Golkar kita juga tidak tahu. Sekali lagi saya katakan siapapun dia warga negara Indonesia itu punya hak untuk direktur menjadi kader Partai Golkar,” tandasnya.

Kata Jokowi dan Gibran Terkait Isu Akan Gabung Golkar

Presiden Jokowi angkat suara mengenai dirinya yang bakal bergabung ke Partai Golkar. Ia menjawab bahwa ia masuk Istana setiap hari.

“Saya tiap hari masuk Istana,” jawab Jokowi kepada wartawan, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 28/2/2024.

Di sisi lain, calon wakil presiden (cawapres) no urut 2 dan Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka tidak memberikan banyak komentar soal kabar tersebut dan meminta untuk menanyakan langsung kepada yang menyebarkan isu itu.

“Ya yang menjawab biar yang menyebarkan isu dong,” tutur Gibran, Selasa, 26/2/2024.

Diketahui, sejak dicalonkan sebagai cawapres Prabowo, Gibran sering diisukan bergabung dengan Golkar. Namun, ia menepis isu tersebut.

“Itu lho, saya katakan saya masih fokus sama pekerjaan yang ada di balai kota,” tandasnya.*