Selasa, 22 Juli 2025
Menu

Jokowi Ingatkan Tahapan Pemilu Sampai Oktober: Perlu Memitigasi Disinformasi

Redaksi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya di acara penyerahan pangkat istimewa, di Gor Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 28/2/2024. | Youtube Kemhan RI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya di acara penyerahan pangkat istimewa, di Gor Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 28/2/2024. | Youtube Kemhan RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau bahwa masih ada beberapa tahapan Pemilu 2024 sampai Oktober mendatang dan ia menegaskan perlunya langkah yang proaktif untuk memitigasi disinformasi Pemilu.

“Saya ingatkan masih ada beberapa tahapan pemilu sampai Oktober nanti yang perlu langkah-langkah proaktif untuk menetralisir residu-residu politik, untuk memitigasi disinfomasi-disinformasi Pemilu,” ujar Jokowi dalam sambutannya di acara penyerahan pangkat istimewa, di Gor Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 28/2/2024.

Jokowi menyebut langkah memitigasi disinformasi dapat meminimalisir residu-residu politik. Jokowi juga mengatakan hal ini dilakukan agar dapat menjaga kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia.

“Serta menjaga kerukunan, menjaga persatuan kita, sebagai sebuah bangsa dan negara,” tuturnya.

Ia mengucapkan rasa terima kasih kepada TNI dan Polri yang sudah menjamin keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan Pemilu sehingga pemungutan suara dan perhitungan Pemilu 2024 berjalan aman dan damai.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran TNI dan Polri yang telah menjamin keamanan, yang telah menjamin ketertiban selama pelaksanaan Pemilu sehingga pemungutan suara, penghitungan suara berlangsung dengan aman dan damai,” ujarnya.

Ia pun mengakui terdapat dinamika dan juga riak-riak kecil. Tetapi hal tersebut masih dalam batas wajar dan biasa dalam berdemokrasi.

“Walaupun saya tahu ada sedikit dinamika dan riak riak kecil, itu biasa dan wajar dalam kita berdemokrasi, perbedaan pendapat, perbedaan pilihan itu juga sangat wajar dalam kita berdemokrasi,” imbuhnya.*