Senin, 07 Juli 2025
Menu

Anies Ngaku Punya Data Problem Besar Pra TPS

Redaksi
Capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) saat konferensi pers di Posko Tim Hukum Nasional (THN) AMIN di Mampang, Jakarta Selatan, Selasa, 20/2/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) saat konferensi pers di Posko Tim Hukum Nasional (THN) AMIN di Mampang, Jakarta Selatan, Selasa, 20/2/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies-Muhaimin (AMIN) telah melakukan rapat hari ini dengan tim hukum nasional AMIN untuk menghadapi dinamika Pilpres 2024. Mereka meyakini bahwa pihaknya akan masuk ke putaran kedua Pemilu 2024.

Hal ini disampaikan oleh Cak Imin dalam konferensi pers di Yusuf Building Law Firm, Mampang Square Tegal Parang, Jakarta Selatan. Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) hingga Ketua Hukum Nasional Timnas AMIN Ari Yusuf.

“Insyaallah kami akan siap dengan seluruh proses yang berikutnya di mana THN (Tim Hukum Nasional) akan menyiapkan berbagai langkah-langkah hukum untuk memberikan kepastian bahwa pasangan AMIN adalah pasangan yang memiliki kesiapan untuk masuk di putaran kedua,” ujar Cak Imin di Mampang, Selasa, 20/2/2024.

Anies juga menambahkan pernyataan Cak Imin dan mengatakan pelanggaran yang ditemukan pihaknya didominasi dilakukan sebelum pemungutan suara. Ia menyebut THN telah memiliki bukti untuk dipertanggungjawabkan kemudian.

“Kami bersyukur tim hukum ini sampai dengan daerah itu complete di seluruh provinsi, mengumpulkan semua data, dan kami tidak akan menyampaikan informasi yang sekadar menimbulkan kontroversi. Tapi kami ingin menyampaikan kepada semua, dari temuan sementara, kami menemukan problem yang terbesar bukan di TPS, tapi problem terbesar ditemukan adalah kegiatan-kegiatan pra-TPS,” terang Anies.

Anies menjelaskan ada banyak kegiatan yang akan mempengaruhi aktivitas di tempat pemungutan suara (TPS) yang menurutnya hal tersebut akan menurunkan kualitas demokrasi di Indonesia.

“Kegiatan-kegiatan yang membuat aktivitas TPS itu dipengaruhi dan tidak mencerminkan aspirasi rakyat yang semula ada. Ini temuan yang paling mendasar pra-TPS. Pra-TPS ini banyak aktivitasnya, nanti detail akan ada ini yang sangat mengkhawatirkan. Jadi kualitas dari hasil pemilu yang sesungguhnya harus mencerminkan aspirasi rakyat. Di dalam temuan kami, sebagian bukan aspirasi rakyat,” jelas Anies.

Menurutnya masih ada aspirasi rakyat yang dipaksakan dan kecurangan tersebut bukan dilakukan saat di TPS atau setelah dari TPS, tetapi dirinya menilai kecurangan dilakukan sebelum pemungutan suara.

“Sebagian adalah aspirasi yang dipaksakan pada rakyat dan proses itu tidak terjadi kebanyakan di TPS atau sesudah TPS, tapi terjadinya sebelum sampai ke TPS sebagai sebuah praktik ketidakjujuran. Ini adalah peningkatan kualitasnya,” ujar Anies.

“Bandingkan yang dulu-dulu yang ini yang bisa mengganggu demokrasi kita. Jadi saya ingin mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia, apapun pilihan pilpres Saudara-saudara, harus sama-sama memilih pilpres yang jujur, apapun pilihannya,” tandas Anies.*