PDIP Sentil Balik Surya Paloh soal Revolusi Mental, Singgung Penyalahgunaan Kuasa Jaksa Agung

FORUM KEADILAN – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pidato Ketua Umum (Ketum) NasDem Surya Paloh yang menilai konsep revolusi mental gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum maksimal.
Hasto mengingatkan, Paloh sebaiknya melakukan otokritik terlebih dahulu sebelum menyampaikan sesuatu ke publik. Pasalnya, kata Hasto, revolusi mental gagasan Jokowi mengalami hambatan karena ada yang menyalahgunakan hukum melalui Kejaksaan Agung.
“Dari evaluasi yang kami lakukan, salah satu aspek mengapa revolusi mental itu mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahi hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasaannya, sehingga itu seharusnya sebelum menyampaikan kepada publik melakukan otokritik terlebih dahulu,” bebernya Hasto saat ditemui wartawan di Jakarta Pusat, Senin, 17/7/2023.
“Dan itu lah yang biasa dilakukan oleh PDIP, tapi PDIP kan tidak mencampuri urusan partai lain hanya ketika sudah menyentuh Presiden Jokowi makanya kami memberikan tanggapan,” sambung Hasto.
Hasto juga menyebut, pernyataan Paloh akan lebih baik jika disertai kajian yang objektif.
“Daripada memercik air didulang ke muka sendiri, ya lebih baik saat menyampaikan ke masyarakat harus disertai suatu kajian-kajian yang objektif,” tandas Hasto.
Sebagai informasi, pada 2014 hingga 2019, kursi jabatan Jaksa Agung duduki oleh mantan kader Partai NasDem Muhammad Prasetyo. Penunjukkan Prasetyo sempat dinilai sebagai titipan partai.
Namun, Prasetyo menegaskan bahwa dirinya bukan lah jaksa titipan Ketum NasDem Surya Paloh.
“Sama sekali tak ada pesan dari beliau (Surya Paloh) untuk saya,” ujar Prasetyo di Kejaksaan Agung, Senin, 24/11/2014.
Adapun Surya Paloh menyinggung revolusi mental yang digagas Jokowi dalam Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu, 16/7.
Paloh mengungkit bahwa gagasan perubahan seperti itulah yang membuatnya mendukung penuh Jokowi pada Pilpres sebelumnya. Namun dalam perjalanannya, menurut Paloh, revolusi mental yang digaungkan Jokowi belum sesuai harapan.
“Bahwasanya pikiran, gerakan, perubahan yang juga sejalan dengan apa yang dikonsortir Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental identik, selaras, sebangun dan sejalan dengan misi perubahan kita,” ucap Surya Paloh.
“Itu lah alasan ketika pada tahun 2014 pemilu dengan seluruh kekuatan kita dukung yang namanya calon presiden Jokowi sebagai presiden negeri ini,” lanjutnya.
Pada awalnya, kata Paloh, NasDem menganggap perubahan yang dibawa Jokowi akan berdampak pada kemajuan berbangsa dan bernegara. Ia mengharapkan hal yang jauh lebih hebat lagi, namun sayangnya tidak sesuai harapan.
“Logika kita menyatakan kita yakin progress perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yg kita harapkan. Tapi sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan,” tuturnya.
Respons Jokowi
Presiden Jokowi turut merespons pernyataan Surya Paloh tersebut. Ia menegaskan bahwa setiap hal yang belum maksimal akan dimaksimalkan.
“Ya semuanya yang belum maksimal dimaksimalkan,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 17/7.*