Warga Jawa Barat Paling Banyak Utang Pinjol, Totalnya Rp13,8 Triliun

FORUM KEADILAN – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat masyarakat di Jawa Barat menjadi yang paling banyak menggunakan pinjaman online (pinjol) atau peer to peer (P2P) lending, disusul DKI Jakarta di posisi kedua.
“Indikasinya banyak masyarakat yang menggunakan pinjaman P2P lending. DKI menduduki posisi nomor dua terbesar di seluruh Indonesia. Pertama di Jawa Barat sebesar Rp13,8 triliun,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Ogi Prastomiyono dalam konferensi pers virtual, Selasa, 4/7/2023.
Ogi mengatakan, DKI Jakarta menduduki posisi kedua terbanyak menggunakan pinjol dengan nilai outstanding Rp10,35 triliun.
Meski begitu, Ogi menyebut, risiko kredit macet atau tingkat wanprestasi (TWP 90) DKI Jakarta masih dalam kondisi baik, bahkan di bawah nasional.
“Itu TWP90 (di DKI Jakarta) hanya 3,3 persen, bahkan di bawah nasional yang 3,36 persen, yang penting TWP90 harinya terkendali,” tutur Ogi.
Sementara, untuk bagian dari Indonesia Timur, hanya ada satu provinsi yang masuk 10 besar utang pinjol terbanyak, yakni Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menempati posisi ketujuh.
“Adapun di bagian Indonesia Timur yang masuk 10 besar hanya ada satu, yakni Sulsel dengan total pinjaman mencapai Rp1 Triliun lebih,” ujar Ogi.
Ogi membeberkan, dari total utang pinjol itu, tingkat keberhasilan membayar para warga mencapai 97,18 persen. Sedangkan yang gagal bayar 2,82 persen atau 3 dari 100 orang.
“Jadi data ini secara nasional pada periode yang sama. Meski kecil dari segi persentase angka itu sebenarnya cukup banyak,” ucapnya.
“Datanya ini berkisar 2,18 juta entitas, dengan nilai total utang sekitar Rp3,7 triliun. Sementara pinjaman yang macet 358 ribu, dengan nilai total Rp1,1 triliun,” sambungnya.*