Sabtu, 19 Juli 2025
Menu

Viral Warganet Dijebak Harga Donat karena Teknik Up Selling, Apa Itu?

Redaksi
Ilustrasi donat
Ilustrasi donat | Daily Sabah
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Media sosial Twitter kini tengah ramai membicarakan soal teknik up selling saat membeli donat.

Seperti keluhan di media sosial TikTok yang diunggah ulang oleh akun @txtdarikuliner di Twitter.

Seorang pembeli merasa ditipu oleh pelayan toko donat karena ia merasa pelayan berbohong saat menanyakan harga asli donat.

Surat terbuka untuk JCO. PLISSS !!! Tatar lagi karyawan lo biar gak NGE LICIKIN PEMBELI YG GAK NGERTI KAYA GW. Gw jadi harus spending more untuk kue yang sebenarnya gw gak mau beli. JUJUR SIH GW MANGKEL BANGET DI LICIKIN DENGAN CARA KAYA GINI,” tulis keterangan dalam foto yang diunggah oleh akun twitter tersebut.

Lebih lanjut, pembeli donat tersebut bercerita bahwa ia membeli 1 lusin donat dan pelayan menawari 1 lusin mini donat atau kue lainnya dengan harga Rp148 ribu.

Ia pun menolak dan lantas bertanya harga 1 lusin donat saja, pelayan menyebut Rp124 ribu.

Pelayan memaksa untuk menyertakan pembelian mini donat juga

Berpikir bahwa harga itu cukup menguntungkan, ia pun membelinya.

Namun saat di rumah, ia baru mengetahui harga 1 lusin donat tak sampai Rp100 ribu dan baru tahu bahwa ini adalah teknik penjualan, bukan harga promo.

Gw memang tidak rugi, toh gw bayar lebih dapat kue red velvet, tp seolah2 gw dipaksa beli itu, entahlah ini namanya trik marketing atau apa, tapi gak gini juga caranya, memanfaatkan ketidak tahuan pembeli untuk menjual lebih banyak produk,” tulisnya.

Warganet ternyata juga membeberkan teknik up selling yang terjadi di kedai kopi Starbucks.

Di Starbucks, upselling bekerja seperti ini

– Apakah Anda ingin menambahkan sirup vanila/karamel asin/karamel/hazelnut/moka: +Rp6rb

– jika ingin menggunakan susu kedelai: + Rp 8,5 Rb

– Gunakan susu almond sebagai susu: +Rp 19 rubel

– Saya ingin menggunakan susu oat sebagai susu: +Rp 19 rubel

– Apakah Anda ingin menambahkan satu sendok es krim: +Rp 19 rubel

– kopi yang ingin Anda perkuat: Tambahkan 2 espresso ekstra (+12.000 rupee)

– Saya ingin membuat kopi: Tambahkan 1 ekstra shot espresso (+6.000 Rp)

– Espresso ingin reservasi khusus: +Rp6rb.”

Saat Anda membeli minuman dari Starbucks, barista biasanya menawarkan beberapa tambahan di atas sebagai topping.

Ini menjadi membingungkan jika pembeli tidak mengerti apa artinya.

Setiap barista menawarkan ekstra, artinya tidak gratis.

Dapat dikatakan bahwa semakin banyak topping yang ditambahkan, semakin mahal minuman yang dibeli. Maka jangan heran jika topping segelas es kopi yang semula seharga Rp30.000 tambah menjadi Rp70.000 bahkan lebih.

Tanpa disadari, ini adalah teknik up selling. Apa yang dimaksud dengan teknik ini?

Up selling adalah strategi penjualan yang memungkinkan bisnis untuk meningkatkan pendapatan dengan membuat pelanggan membelanjakan lebih banyak produk.

Di restoran tentunya teknik penjualan tambahan ini bertujuan untuk membujuk pelanggan agar membeli produk yang lebih mahal dan kualitasnya lebih baik dari menu yang semula dipilih oleh pelanggan.

“Yang paling penting adalah fokus terutama pada apa yang ingin kamu beli. Jika kamu ditawari itu, katakan tidak, kecuali kamu tidak peduli dengan harga akhirnya,” tulis warganet.

“Dengan kata lain, kalau pesan coffee latte seharga Rp40.000, semua barista kamu tawarkan dan kamu mau, ya sudah (harga akhirnya) Rp105.000,” tulis warganet lagi.*(M-4)