Kamis, 18 September 2025
Menu

Warga Malaysia Panic Buying Air Mineral, Ini Sebabnya

Redaksi
Panic Buying air mineral yang terjadi di Malaysia
Panic Buying air mineral yang terjadi di Malaysia | Hype MY
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Panic buying atau saling berebut membeli air mineral terjadi pada warga Malaysia, tepatnya di Penang.

Hal ini terlihat dari video yang diunggah oleh akun Tiktok @finazeffendy76.

Dalam video tersebut terlihat warga yang memborong air mineral botolan dari supermarket.

Para warga terlihat mengambil air mineral botolan dari rak-raknya, tidak hanya satu, warga bisa mengambil lebih dari 6 botol dalam sekali belanja.

@finazeffendy76 Panic buying 🥲 #penang ♬ Ada Yang Baru Nih Bos Mantap Betul – Ritchy DTM

Dikutip dari The Star, situasi ini disebabkan karena kekhawatiran kelangkaan air minum imbas aliran Sungai Muda yang tiba-tiba menyusut di beberapa titik.

Sungai Muda adalah sungai terpanjang di sebelah utara Malaysia.

Jutaan orang bergantung pada sungai ini karena menjadi pemasok air bersih bagi banyak perusahaan penyedia air.

Imbas menyusutnya debit air inilah yang membuat air keran di rumah-rumah penduduk berhenti mengalir.

Efek lainnya yang ditimbulkan adalah para pemilik usaha, terutama rumah makan memutuskan tutup karena tidak adanya suplai air.

Menyusutnya pasokan air dari Sungai Muda juga berdampak pada menurunnya ketinggian permukaan di banyak waduk penyuplai air.

Seperti Bendungan Ayer Itam hanya berisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen dan Bendungan Mengkuang yang biasanya terisi lebih dari 90 persen, kini hanya 88,2 persen.

Dari penyelidikan yang dilakukan, penyebab menyusutnya debit air karena terbukanya pintu air otomatis yang digerakkan sensor. Sensor yang terpasang disebut mengalami kerusakan.

Penang Chief Minister Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang untuk menghemat air.

Ia juga berpendapat jika air di Bendungan Ayer Itam hanya cukup untuk penduduk setempat selama 120 hari lagi.

Sementara itu, Presiden Penang Water Watch, Chan Ngai Weng mengatakan fenomena ini menjadi peringatan bagi warga Penang meskipun penyebab kerusakan sensor pintu air yang menjadi pemicunya.

“Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” ungkapnya.

Terkait dengan dugaan kerusakan sensor, Chan mengatakan harusnya ada peringatan otomatis ketika gerbang bendungan terbuka karena adanya kesalahan teknis tersebut.

“Kalau pun rusak sensornya, seharusnya juga ada peringatan yang dikirim ke setiap otoritas pengelola air di Penang dan Kedah begitu permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu,” ungkap Chan.

Chan mengatakan kini banyak orang yang meminta agar permasalahan ini segera diselesaikan oleh pemerintah dan pihak Penang Water Supply Corporation.

Salah satu solusinya adalah meminta tambahan suplai air dari sungai yang ada di negara bagian tetangga.

Namun, kedua negara bagian tersebut belum menemui kata sepakat.*