Bahaya Mengintai Bumi, Pepohonan Hampir Tak Lagi Serap CO2

FORUM KEADILAN – Pepohonan memiliki peran penting dalam menyerap karbon dioksida (CO2) melalui proses fotosintesis yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyeimbangkan siklus karbon bumi.
Pohon dapat menyerap 25 kg CO2 per-tahun. Namun, ada kekhawatiran bahwa perubahan iklim dan aktivitas manusia dapat mempengaruhi kemampuan pohon dalam menyerap CO2.
Faktor-faktornya yakni, deforestasi, degradasi hutan, perubahan suhu, kekeringan, serta peningkatan kebakaran hutan yang dapat mengurangi fungsi pohon sebagai penyerap CO2, bahkan bisa mengubah hutan menjadi sumber emisi karbon jika pohon mati atau terbakar dalam jumlah besar.
Studi terbaru menunjukkan bahwa dalam kondisi ekstrim seperti hutan yang terlalu tua atau rusak, pohon-pohon mungkin tidak lagi efektif menyerap CO2 secara optimal. Sebaliknya, mereka bisa melepaskan karbon yang tersimpan, terutama ketika terjadi perubahan lingkungan yang mengakibatkan kematian pohon atau penurunan tingkat fotosintesis. Hal ini memperburuk krisis iklim, karena banyak CO2 dilepaskan ke atmosfer dari pada diserap.
Selain itu, peningkatan emisi dari sektor lain seperti industri dan transportasi, juga mempercepat akumulasi CO2 di atmosfer. Oleh karena itu, perlindungan dan restorasi hutan menjadi langkah penting untuk menjaga kemampuan hutan dalam menyerap karbon, sekaligus memitigasi dampak perubahan iklim.
Pada tahun 2003, laju pertumbuhan CO2 mencapai rekor tertinggi, dengan peningkatan sebesar 3,37 ppm di Mauna Loa jauh di atas tahun sebelumnya.
Meskipun emisi CO2 dari bahan bakar fosil hanya 0,6 persen, ada pelemahan yang signifikan dalam penyerapan karbon oleh daratan dan lautan.
Penyerapan CO2 daratan turun drastis, terutama di Amazon yang mengalami kekeringan yang sangat parah dan kebakaran ekstrem di Kanada. Selain itu juga kondisi iklim seperti El Nino dan La Nina juga mempengaruhi kapasitas ekosistem global dalam menyerap karbon.
Apa dampaknya jika pepohonan yang seharusnya menjadi “Carbon Sink” tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya?
Dampak yang sangat serius akan terjadi jika pepohonan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. CO2 yang seharusnya diserap oleh pohon akan tetap berada di atmosfer dan mengakibatkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca.
Hal ini akan mempercepat pemanasan global dan memperburuk perubahan iklim. Suhu global yang naik dapat memicu cuaca ekstrem, mencairkan es kutub dan menaikkan permukaan laut serta berdampak negatif pada ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk memastikan pepohonan tetap berfungsi sebagai tempat penyerapan CO2, yakni:
1. Melakukan penghijauan
Penghijauan dapat dilakukan dengan menanam kembali hutan yang telah ditebang dan memperluas kawasan hutan baru untuk meningkatkan penyerapan karbon
2. Perlindungan hutan
Mencegah penebangan liar dan degradasi hutan akibat penebangan liar atau kebakaran
3. Pengelolaan hutan berkelanjutan
Mengelola hutan harus dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem, termasuk rotasi penebangan pohon yang bertanggung jawab
4. Memulihkan hutan yang rusak
Memulihkan hutan yang mengalami kerusakan agar kembali berfungsi sebagai penyerap karbon
5. Perlindungan keanekaragaman hayati
Perlindungan ini dilakukan untuk menjaga ekosistem hutan agar tetap sehat sehingga pohon dapat berperan optimal dalam menyerap karbon
Dengan begitu, langkah ini akan membantu menjaga ekosistem hutan tetap produktif sebagai penyerapan karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, adapun manfaat dari penanaman pohon, yakni:
1. Mengambalikkan dampak penggundulan hutan
Penebangan hutan merupakan masalah global yang mempengaruhi iklim, satwa liar, ekosistem, pola cuaca dan mata pencaharian. Penanaman pohon secara massal dapat membantu mengembalikan konsekuensi penggundulan hutan dan mengembalikan manfaat hutan dan kayu
2. Menyediakan ekosistem dan habitat
Faktanya, 80 persen spesies daratan dunia hidup di hutan. Pohon juga mendukung tanaman dan bibit lainnya untuk menciptakan ekosistem yang utuh agar alam dapat hidup tumbuh dengan subur
3. Mengurangi kemiskinan ekstrem
Diperkirakan 13,2 juta orang diseluruh dunia bekerja di sektor kehutanan dan 41 juta orang memiliki pekerjaan yang terkait dengan sektor tersebut. Maka bisa dikatakan jika menanam pohon, dapat menyediakan pekerjaan dan upah bagi orang lain untuk menghidupi, serta memberi makan keluarganya
4. Mengatur curah hujan
Kelembaban yang dilepaskan ke udara membantu memulihkan pola curah hujan teratur yang diperlukan untuk menanam tanaman dan mencegah kekeringan
5. Mengurangi banjir
Pohon tidak hanya menyerap CO2 untuk menurunkan suhu bumi dan menghentikan naiknya permukaan air laut, tetapi juga memberikan pertahanan fisik
6. Mencegah penggurunan
Akar pohon menyatukan tanah, membuatnya kurang rentan terhadap erosi dan kemungkinan terjadinya gurun
7. Meningkatkan kualitas air
Pohon dan tanah juga menyaring air hujan dan membuang polutan dan puing-puing sehingga dapat meningkatkan kualitas air dan mencegah erosi serta limpasan ke sungai
8. Meningkatkan kualitas tanah
Menanam pohon meningkatkan kualitas tanah bagi hewan, tanaman, dan petani. Peningkatan kualitas tanah meningkatkan jumlah air yang diserap tanah, sehingga dapat mengurangi banjir
9. Mengurangi konsumsi energi
Pohon yang ditempatkan secara strategis memberikan keteduhan pada bangunan sehingga mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan.*
Laporan Pangesti Handayani