FORUM KEADILAN – Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat memastikan pihaknya tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V.
Mulanya, Djarot mengatakan bahwa Rakernas PDIP akan dilakukan dengan dua skema, tertutup dan terbuka. Adapun yang diadakan secara terbuka hanya pada saat pembukaan dan penutupan Rakernas.
“Dan nanti hari minggu di acara penutupan itu akan disampaikan rekomendasi dari Rakernas secara yang sifatnya eksternal kepada media, artinya pada penutupan akan dilakukan secara terbuka,” kata Djarot saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 16/5/2024.
Kemudian mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan bahwa sikap dan posisi PDIP akan ditentukan di dalam Rakernas dan akan dibahas secara tertutup. Dia pun meminta agar awak media bersabar menunggu keputusan tersebut.
“Sikap dan posisi PDIP itu sebetulnya ada dua macam, satu bagaimana sikap dan posisi PDIP di dalam pemerintahan ke depan dan bagaimana sikap dan posisi PDIP menyikapi berbagai macam dinamika geopolitik secara global untuk mendorong terwujudnya perdamaian dunia yang abadi seperti yang termaktub dalam UUD 45,” ujarnya.
“Tentang bagaimana ketegasan dari sikap politik PDIP sebaiknya ditunggu saja, ya ditunggu saja,” imbuhnya.
Lebih lanjut Djarot mengungkapkan bahwa PDIP tidak akan mengundang Presiden Jokowi dalam Rakernas tersebut lantaran sang presiden sudah sangat sibuk. Selain itu, acara Rakernas hanya akan diikuti oleh pihak internal saja.
“Yang jelas presiden dan wakil presiden tidak diundang, kenapa? Karena beliau sudah sangat sibuk dan menyibukkan diri,” pungkasnya.
Seperti diketahui, PDIP akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V di Beach City International Ancol. Rakernas tersebut akan digelar selama tiga hari mulai 24 hingga 26 Mei 2024.
Djarot mengungkapkan bahwa Rakernas kali ini akan mengangkat tema ‘Satyam Eva Jayate’ yang berarti Kebenaran Pasti Menang.
Menurut Djarot, pihaknya sengaja mengusung tema itu sebagai bentuk keprihatinan atas bekerjanya sisi gelap kekuasaan melalui manipulasi-manipulasi hukum.
“Rakernas kelima PDI Perjuangan diadakan di tengah-tengah keprihatinan atas bekerjanya sisi-sisi gelap kekuasaan, melalui manipulasi hukum, penggunaan sumber daya negara dan alat-alat negara, serta berbagai upaya lain yang mengkerdilkan demokrasi yang sering disebut oleh para pengamat sedang memasuki kegelapan demokrasi,” ucapnya.
Bagi Djarot pemerintah saat ini telah mengganti meritokrasi dan supremasi hukum menjadi yang sifatnya prosedural. Hal itu didasarkan pada kekuasaan yang melahirkan praktik-praktik kecurangan pemilu yang kemudian disampaikan oleh tiga hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dengan dissenting opinion.
“Atas dasar tersebut maka Rakernas PDIP mengeluarkan agar seluruh kekuatan tiga pilar partai yaitu struktur partai eksekutif dan legislatif untuk bersama-sama menganalisis membahas beberapa hal terkait dengan tiga hal yang akan dibahas,” ujarnya.
Ketiga topik yang akan dibahas dalam Rakernas PDIP V itu, pertama tentang sikap dan posisi politik PDIP, kedua tentang program program kerakyatan, dan ketiga tentang strategi pemenangan Pilkada Serentak 2024.
Lebih lanjut Djarot menjelaskan soal rangkaian sebelum pelaksanaan acara hingga penutupan acara. Menurut dia, Rakernas V akan dimulai dengan pengambilan api abadi di Grobokan dan Merapen di daerah Jawa Tengah.
“Untuk menggelorakan semangat juang, maka Rakernas ini dimulai nanti akan diambil api abadi di Gerobokan, api abadi di Merapen, sebagai simbol bahwa PDI Perjuangan selalu menyalakan api perjuangan yang tak kunjung padam,” tuturnya.
Pengambilan api tak kunjung padam itu akan dilakukan besok, Jumat, 17 Mei 2024. Pengambilan api tersebut akan dilakukan secara estafet dan maraton sepanjang 526 KM dan melintasi 20 kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta.
“Dan diharapkan sampai di Jakarta, di lokasi tanggal 23, tanggal 23 Mei. Jadi, maraton, kemudian estafet. Contoh misalnya, besok habis Jumatan, akan diambil di Merapen, Gerobokan akan dibawa lari ke Semarang. Mampir di kantor DPC Semarang. Jam 12 sampai Semarang, istirahat. Besok pagi jam 6 akan dibawa lari lagi untuk melewati kabupaten yang lain, DPC yang lain, terus-menerus,” tandasnya.*
Laporan M. Hafid