Pengamat: Politik Baliho Prabowo Ingin Raup Suara Anti Jokowi dan Pro Jokowi

Baliho Prabowo tanpa Jokowi
Baliho Prabowo tanpa Jokowi | ist

FORUM KEADILAN – Pemasangan baliho dengan gambar Prabowo Subianto dalam beberapa wilayah di Indonesia telah menciptakan perdebatan seputar strategi politik yang ingin diusung oleh tim Prabowo di Pilpres 2024.

Terlihat perbedaan signifikan dalam penempatan baliho di wilayah-wilayah yang merupakan basis dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wilayah yang cenderung anti-Jokowi.

Bacaan Lainnya

Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) dan Pakar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad mengatakan, perbedaan ini adalah hal yang wajar dalam kampanye politik.

Menurut Nyarwi, ada beberapa alasan mengapa di beberapa daerah seperti Tangerang Selatan tidak terdapat gambar Prabowo bersama Jokowi dalam baliho politik.

Pertama, alasan targeting dan segmentation, di mana beberapa daerah memilih untuk fokus pada Prabowo sebagai kandidat tanpa perlu menghadirkan gambar Jokowi.

“Karena kan dalam berkampanye, memasarkan, marketing politik, ada prinsip targeting dan segmentation,” ujar Nyarwi kepada wartawan, Rabu, 27/9/2023.

“Bisa saja daerah-daerah itu tidak menggunakan Jokowi karena memang fokus politiknya ke Prabowo. Cukup dengan keberadaan Prabowo sebagai kandidat,” sambungnya.

Kedua, tingkat kepuasan terhadap Jokowi mungkin masih rendah di daerah-daerah tersebut, sehingga tidak perlu memasang gambar Jokowi dalam kampanye politik.

Ketiga, penggunaan gambar Prabowo sendirian memberikan fleksibilitas dalam menekankan pesan kampanye yang ingin disampaikan tanpa adanya bayangan Jokowi.

Keempat, dalam daerah-daerah yang pemilihnya masih bimbang, gambar Prabowo dapat lebih efektif dalam menekankan personalitasnya tanpa perlu menyertakan gambar Jokowi.

“Apalagi kalau pakai gambar Jokowi, orang bisa saja teringat dengan sosok Ganjar Pranowo atau terasosiasi dengan sosok capres (calon presiden) yang lain,” tandasnya.

Di sisi lain, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengamati bahwa penempatan baliho dengan gambar kebersamaan Prabowo dan Jokowi terlihat di wilayah-wilayah di mana Jokowi meraih kemenangan dalam Pilpres 2019.

Menurut Ujang, ini adalah strategi yang cukup cerdas dari tim Prabowo.

“Saya melihatnya ini strategi yang cukup bagus, yang cukup kuat ya dari tim Prabowo,” kata Ujang.

Menurut Ujang, Prabowo ingin memastikan bahwa wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi basis dukungannya, seperti Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatra Barat dalam Pilpres 2019 tidak menggunakan gambar Jokowi dalam kampanye politiknya.

Hal ini, kata Ujang, dilakukan untuk memperkuat basis dukungan Prabowo di wilayah-wilayah tersebut. Di samping itu, ini juga menjadi cara untuk memperluas dukungan dari pendukung Jokowi di wilayah-wilayah di mana Jokowi meraih kemenangan pada Pilpres 2019.

“Untuk memperkuat basis dukungan di wilayah tersebut kepada Prabowo, di saat yang sama juga untuk memperluas, memperlebar dukungan dari pendukung Pak Jokowi di wilayah-wilayah Pak Jokowi menang ya,” beber Ujang.

Dalam kompetisi politik yang semakin ketat menjelang pemilihan presiden berikutnya, strategi pemasangan baliho ini menjadi indikasi bahwa perebutan suara antara pendukung Prabowo dan Jokowi tetap menjadi fokus utama dalam dunia politik Indonesia.*