Gabung dengan NATO, Finlandia Dapat Jaminan Keamanan Kuat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. | ist
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. | ist

FORUM KEADILANFinlandia resmi menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa, 4/4/2023. Aliansi militer tersebut menyambut Finlandia sebagai anggota ke-31 dalam upacara pengibaran bendera di Markas Besar NATO di pinggiran Brussels, Belgia, yang dihadiri oleh Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan para menteri pemerintah.

Dengan bergabung di NATO, Finlandia mendapat jaminan keamanan yang kuat. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan di Brussel menyebut, langkah Finlandia tersebut sebagai hal yang bersejarah.

Bacaan Lainnya

“Sulit membayangkan hari yang lebih baik dalam merayakan ulang tahun berdirinya NATO sembari menyambut anggota baru aliansi ini,” kata Stoltenberg dalam perjalanannya menuju pertemuan para menteri luar negeri NATO.

Stoltenberg merujuk penandatanganan Perjanjian Washington yang menjadi dasar pembentukan NATO pada 4 April 1949. Pada tanggal yang sama pula tahun ini, Finlandia secara resmi menjadi anggota dan benderanya segera dikibarkan di markas NATO dalam sebuah seremoni.

“Finlandia akan mendapatkan jaminan keamanan yang ketat yang didasarkan kepada prinsip pertahanan bersama seperti tercantum dalam pasal lima Perjanjian Washington,” ujar Stoltenberg.

“Aturan ‘satu untuk semua, semua untuk satu’ kini akan berlaku di Finlandia,” lanjutnya.

Dia mengatakan, mengingat proses ratifikasi permohonan keanggotaan Swedia masih belum rampung, maka negara tersebut berada dalam posisi yang jauh lebih baik sebagai undangan.

Stoltenberg berjanji akan berupaya keras guna menuntaskan ratifikasi tersebut dan menggelar lagi pertemuan antara wakil-wakil Turki, Finlandia, dan Swedia.

Adapun peristiwa bergabungnya Finlandia ke NATO menandai berakhirnya era nonblok militer negara itu, yang dimulai usai berhasil menghalau upaya invasi oleh Uni Soviet selama Perang Dunia II dan berusaha mempertahankan persahabatan dengan negara tetangganya, Rusia.

Namun, invasi Rusia di Ukraina sejak Februari 2022 mendorong Finlandia mencari perlindungan dari NATO, di mana serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semuanya.

Swedia juga mengalami perubahan gagasan pertahanan yang serupa. Bersama Finlandia, negara itu mendaftarkan diri untuk bergabung dengan NATO pada tahun lalu. Namun, proses pendaftaran Swedia masih tertahan oleh dua anggota NATO, yaitu Turki dan Hongaria.

Setelah kedua negara itu menyetujui permohonan Finlandia minggu lalu, langkah formal terakhir yang dilakukan Helsinki lewat Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto adalah menyerahkan dokumen aksesi negaranya kepada pejabat pemerintah AS di Brussels.

Bendera Finlandia kemudian akan dikibarkan di halaman markas NATO bersama 30 bendera negara anggota lainnya sebelum pertemuan para menteri luar negeri NATO.

Bergabungnya Finlandia akan menambah panjang perbatasan antara NATO dan Rusia.

Respons Rusia

Merespons keanggotaan Finlandia di NATO, Rusia mengatakan akan memperkuat kapasitas militernya di wilayah barat dan barat laut.

“Kami akan memperkuat potensi militer kami ke arah barat dan barat laut,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.

“Dalam hal pengerahan pasukan dan sumber daya anggota NATO lainnya di wilayah Finlandia, kami akan mengambil langkah tambahan untuk memastikan keamanan militer Rusia secara andal,” kata dia.

Bahkan, sebelum Finlandia secara resmi bergabung dengan aliansi tersebut, angkatan bersenjatanya telah semakin dekat dengan NATO dan para anggotanya.

Penerbangan pengintaian NATO oleh AS dan angkatan-angkatan udara sekutu lainnya telah mulai mengawasi wilayah udara Finlandia, kata pasukan pertahanan Finlandia.

Pada 24 Maret, komandan-komandan AU dari Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Denmark mengatakan mereka telah menandatangani surat pernyataan untuk menciptakan pertahanan udara Nordik terpadu guna menghadapi peningkatan ancaman dari Rusia.*