Musim Dingin Tapi ‘Panas”, Resor-Resor di Eropa Sepi

Musim dingin tapi panas di Eropa | CNN

FORUM KEADILAN – Benua Eropa sedang mengalami musim dingin ‘terpanas’. Di benua utara tersebut suhu mencapai lebih 20°C.

Dilaporkan oleh Reuters, suhu musim dingin yang mencapai rekor tertinggi itu menyapu seluruh bagian Eropa selama tahun baru 2023. Malam Natal terhangat terjadi di Budapest, Hungaria yang suhunya mencapai 18,9°C pada 1 Januari 2023.

Bacaan Lainnya

Di Prancis, warga mengalami suhu terhangat pada malam 30-31 Desember 2022, dengan temperatur hingga hampir 25°C. Resor-resor ski di Eropa yang biasanya ramai pada musim dingin bahkan menjadi sepi pengunjung karena kekurangan salju.

Badan Pantauan Cuaca di Jerman melaporkan, suhu di sana melebihi 20°C sepanjang tahun baru. Ini merupakan suhu terpanas sejak pertama tercatat pada 1881.

“Di sini selalu turun hujan, sangat dingin, dan ini bulan Januari, (tapi sekarang) terasa seperti musim panas,” ujar Bilbao, seorang warga Spanyol dikutip Reuters, Kamis, 5/1/2023.

Para ilmuwan menganalisis perubahan suhu tinggi di Eropa sesuai dengan tren kenaikan suhu jangka panjang. Cuaca hangat pada bulan Januari disebabkan perilaku manusia dan pemanasan global.

“Musim dingin menjadi lebih hangat di Eropa sebagai akibat dari peningkatan suhu global,” kata Freja Vamborg, ilmuwan iklim di Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa.

Fenomena ini cocok dengan prediksi cuaca ekstrem yang disimpulkan para ilmuwan sebagai akibat pemanasan global, termasuk gelombang panas yang mematikan di Eropa dan India, serta banjir di Pakistan.

“Panas yang memecahkan rekor di seluruh Eropa selama tahun baru lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan manusia, seperti halnya perubahan iklim sekarang membuat setiap gelombang panas lebih mungkin terjadi dan suhunya lebih panas,” terang Dr Friederike Otto, ilmuwan iklim di Imperial College London.

Badan cuaca nasional Prancis Meteo France mengaitkan suhu yang tidak normal pada musim dingin tersebut dengan massa udara hangat yang bergerak ke Eropa dari zona subtropis.

Karsten Smid, pakar iklim di Greenpeace Jerman, mengatakan, perlu tindakan segera untuk mencegah pemanasan global yang lebih drastis kendati beberapa dampak krisis iklim sudah tidak dapat dihindari.*